Sunday, July 21, 2013

Lapuk

Matahari sepertinya lupa
membunyikan loncengnya di tengah hari,
dan dirimu pun tak nampak lagi.
Di reruntuhan, di reruntuhan,
adalah puing-puing yang berserakan di antara harap dan sesal.
Wajahmu yang temaram,
semakin aku yakin bahwa tidak ada tempat lagi untuk aku singgahi.
Sebuah senyum pun menjadi muram karena kebodohanku di saat sebelum hujan.
Hanyalah tatapan pelangi yang jengah menampakkan ronanya,
dan karam bersama derasnya air hujan.

0 comments:

Post a Comment

© 2009 - Galeri Puisi, All Rights Reserved.

Designed by Galeri Puisi