Monolog Di Jalanan Becek

Pagi itu, dalam hujan yang malu-malu aku melaju motorku. Pelan-pelan menghindari pengendara motor lain terlalu dekat di depanku. Hujan yang malu-malu cukup membuat jalanan jadi becek berlumpur. Sungguh aku benci hujan yang malu-malu. 
Terkadang dengan sangat egoisnya, seorang pengendara motor mendahuluiku dan menikung tepat di hadapanku. Dalam hatiku berkata "An**tit**jing ini orang!"
Entah, orang itu sengaja atau memang dia ingin membalas orang lain yang telah melakukan hal sama padanya. Tetapi bagiku, ini sebuah tindakan yang tidak bermoral dan tidak dapat diterima nalar manusia. Sebab, dia tidak tahu apa efek dari ban yang berputar di atas jalanan becek berlumpur--cipratan.
Sial. Pagi itu aku terkena cipratan air lumpur lagi dari ban seseorang, sebut saja si Anjir. Dengan sangat liarnya dia melaju motornya meliuk-liuk melewati aku dan beberapa motor di depanku. Sontak, aku pun menarik gas lebih kencang. Ingin ku kejar si Anjir dan membalasnya. Biar dia tahu bahwa ban yang berputar di jalanan becek itu menimbulkan cipratan ke belakang yang cukup jauh dan bisa saja mengenai orang di belakangnya.
Ketika aku mulai menarik kuat gas motorku dan melaju kencang, pengendara motor lain di depanku yang telah dilalui si Anjir juga melakukan hal yang sama dengan yang aku lakukan--ingin mengejar si Anjir. Orang-orang yang awalnya berjalan santai dan menghindari cipratan dari pengendara di depannya berubah menjadi liar ingin mengejar si Anjir. Seolah tak peduli dengan cipratan yang ditimbulkan oleh motornya sendiri dan juga tak peduli lagi terkena cipratan dari orang-orang yang melakukan hal sama di depannya.
Akhirnya seluruh pengendara tidak peduli dengan dirinya sendiri, masa bodoh dengan cipatran yang didera dan juga cipratan yang ditimbulkan oleh motornya. Semua orang seperti aku, ingin membalas kelakuan si Anjir. Ah, semua gara-gara si Anjir, dia yang menciptakan kekacauan pola pikir dan moral manusia. Semua orang menjadi senang dengan cipatran lumpur yang ditimbulkan ban motor sekarang.

0 comments:

Post a Comment

© 2009 - Galeri Puisi, All Rights Reserved.

Designed by Galeri Puisi