Masih terlalu indah harapan untuk diperjuangkan
Yang harus adalah yang tak harus,
Hanya bisa menyambut mentari pagi
Dengan penuh kenistaan
Tidakkah ada,
Petuah-petuah yang membangun hati
Titah-titah yang lurus
Bukan untuk mencuri,
Bukan untuk bermuka dua
Dan hatimu masih saja risau
Dalam ketakutannya berbohong,
Juga seraut wajah yang cemas
Demi tuhan yang kau puja
Selalu,
Perut setanmu meronta
Birahi serakahmu membuncah
Mengeruh dan meminta
Kecukupan tak lagi cukup
Menjadi darah yang mengalir
Dalam urat-urat nadi
Maka kepicikan menguasai
Bergelayut di relung hati
Mencengkeram jantungmu
Menjadi tulang kakimu,
Tanganmu
Hingga kau bermuka dua
Entalah,
Semakin sulit membunuhmu
Karena sama saja membunuhku
Keteraturan itu hanya ada dalam fatamorgana
Dalam benak orang-orang bodoh belaka
Dan kau masih bermuka dua
0 comments:
Post a Comment