Monday, July 22, 2013

Bila Malam Menjelang

Demi malam yang tirainya menutupi siang,
terdengarlah nyanyian-nyanyian sunyi kematian.
Merenggut nyawa-nyawa abadi
dalam gelap,
berdecak-decak langkah kaki
bersama sebuah obor yang menyala-nyala
tanpa tangkai dan tanpa tangan.

Dan dua mata merah berjalan,
mendekati beberapa gubuk yang tak berpenghuni lagi,
karena... penghuninya sedang mencuri kehidupan.
Kehidupan malam yang berada di ujung rumput ilalang,
dan setitik embun yang entah kapan jatuhnya.
Lalu, dua mata itu pergi,
meninggalkan obor berada di gubuk itu,
hingga terlihat seperti gubuk berapi-api.
Tak lama,
terdengar jeritan tangis yang memekik di telinga,
ada siapa di gubuk itu?

2 comments:

Mira :) said...

Puisi-puisinya segera dibukukan dong kak😊

Prabangkara Mahidhara said...

doain ya, semoga bisa segera dibukukan.. amin..

Post a Comment

© 2009 - Galeri Puisi, All Rights Reserved.

Designed by Galeri Puisi