Tidakkah kau lihat begitu banyak kiasan indah untukmu dalam puisi ku?
Namun kau selalu bertanya pada pagi tentang hari-hari lalu,
Sesejuk inikah pagi kemarin?
Matahari mana yang tak bangun bersama kepulan asap rokok?
Bilamana kau tak bersama kepulan asap-asap rokok itu?
Dan apakah tuan itu masih memegang pipa-pipa yang masih putih?
Atau hanya pipa-pipa hitam penuh jelaga?
Sampai mana kau merasa bahwa kereta yang penuh kepulan asap rokok di setiap gerbongnya ini akan berhenti?
Maka, tuan yang mana telah kembali ke hatimu?
Sadarkah engkau bahwa ini terjadi sebelum berbuka puasa?
Namun kau selalu bertanya pada pagi tentang hari-hari lalu,
Sesejuk inikah pagi kemarin?
Matahari mana yang tak bangun bersama kepulan asap rokok?
Bilamana kau tak bersama kepulan asap-asap rokok itu?
Dan apakah tuan itu masih memegang pipa-pipa yang masih putih?
Atau hanya pipa-pipa hitam penuh jelaga?
Sampai mana kau merasa bahwa kereta yang penuh kepulan asap rokok di setiap gerbongnya ini akan berhenti?
Maka, tuan yang mana telah kembali ke hatimu?
Sadarkah engkau bahwa ini terjadi sebelum berbuka puasa?
0 comments:
Post a Comment