Kekasih,
Waktu-waktu karet itu telah banyak menyiksamu
Mengurungmu dalam penjara sedih
Memasungmu dalam tangis tiada henti
Membelenggumu dalam kecemasan
Kekasih,
Engkau menanti ketidakpastian
Menghibur diri dengan harapan
Memantik senyum dari khayalan
Engkau,
Masih bertahan
Kekasih,
Kau berdiri tegak dalam sabar
Tak sedikitpun goyah oleh
Tekanan yang datang
Dahsyat menghunjam
Tanpa henti
Tanpa henti
Tanpa henti
Memporak-porandakan hatimu
Mengalihkan pendanganmu
Tetapi,
Kau tetap memilih di sisiku
Kekasih,
Aku melihat ketulusanmu
Tak kan kusia-siakan harapanmu
Tak kan kusia-siakan kesabaranmu
Tak kan kusia-siakan
Kekasih,
Aku pun bertahan
Bagai api yang membakar
Batang pohon yang basah
Sulit untuk terbakar
Namun pasti terbakar
Dan saat itu, waktu karet itu berlalu
0 comments:
Post a Comment