Kabut tebal selalu dalam pandanganku
Dalam jalan menuju rumah
Mungkin dibalik kabut ada mayat-mayat hidup
Yang siap menerkamku
Menginfeksi setiap sel ini
Hingga aku lupa akan rumahku
Mungkin juga dibalik kabut itu
Ada bidadari yang elok
Yang siap memelukku
Memberi indah dalam hidupku
Hingga aku lupa akan rumahku
Bahkan aku tak sampai-sampai
Hingga dingin melahap tubuh ini
Kaki ku pun selalu menginjak duri
Mataku pun mulai pedih
Ingin ku meniup kabut tebal ini
Namun nafas ini sudah tersengal-sengal
Oh tidak,
Ruas-ruas tanganku mulai putus
Satu persatu ku sambung lagi
Dan selalu berjatuhan, dan
Berantakan
Namun hatiku masih utuh
Denyut jantungku masih terdengar merdu
Masih ada sisa energi untuk menembus kabut
Hingga aku menemukanmu
0 comments:
Post a Comment