Aku bertemu denganmu kekasih,
di dalam garis yang tak pernah putus
dan selalu berkelok-kelok di tepian jurang keindahan
yang memisahkan jiwa & ragaku.
Suaramu yang mendesah-desah
memanggil
melalui kicauan burung
yang terbang mendekatiku,
namun, hampir-hampir tak sampai datang kepadaku.
Masih saja sayup-sayup suara tangisan
ada di belakangku.
Sampai mana aku mencari wajahmu,
tetap saja hanya hampa dan lamunan kudapati
Atau hanya sebuah lambaian daun kelapa di pinggiran pantai jiwamu.
Sembari merasa,
aku hampir lupa dengan jiwaku,
dan memilih jiwamu.
Sedangkan,
kupu-kupu masih inginkan setengguk madu di saat mentari mulai sembunyi.
Ku teguhkan hati,
menjemputmu di antara ubun-ubun dan jemariku.
0 comments:
Post a Comment