Saturday, September 19, 2020

Dunia dalam Kata-kata



Di saat dunia sedang dilanda bencana,

telah banyak nyawa terenggut olehnya.

Lalu tuan seenaknya saja,

cuan, cuan, dan cuan, masih jadi topik utama.

Dan masih,

banyak yang bersorak gembira mendukung anda.

Hmmm,

harus kubuktikan dengan apa lagi supaya mereka melihat kecacatan moral itu?

Aku sudah tak bisa merasa, 

haruskah aku menyesal atau sedih atau kesal atau bahkan bahagia, 

semua itu tak akan mengubah dirimu yang bertahta tapi tak berkuasa.

Amarahmu hanya tipu daya belaka, 

hanya cukup sebagai bensin media, 

bukan sebuah kerja, kerja, kerja yang nyata.

Nyatanya kita terbuai oleh kata, bukan bukti nyata.

Ah sudahlah, 

kubur saja khayalanmu, 

tentang menyalip di tikungan dan melesat maju, 

itu hanya bunga tidur yang kau igaukan.

Kau terlalu sering mengigau dan kami sering berbunga-bunga.

Kita, tak ada beda, masih dalam harmoni yang sama. 


Jakarta, 19 September 2020





0 comments:

Post a Comment

© 2009 - Galeri Puisi, All Rights Reserved.

Designed by Galeri Puisi