Diksi-diksi indah pun tak dapat
menjelaskan indahnya dirimu.
Sungguh,
Aku terjebak dalam kata-kata dalam mengungkapkan indahnya dirimu.
Aku terjebak dalam kata-kata dalam mengungkapkan indahnya dirimu.
Yang tak tersentuh.
Mungkin hanya melalui
kematianlah aku mampu mewujudkanmu dalam benak ini.
Dan itu saja aku masih begitu hina, meski aku dalam suciku menemuimu.
Karena suciku masih membawa
sekarung debu hitam.
Debu yang melekat dalam jiwa suciku,
Yang akan luntur jika tersentuh kasihmu.
Dan aku takut, sekarang, aku
lalai, membayangkanmu dalam realitas.
Aku sadar,
Cinta itu tak terbatas pada dinding-dinding realitas yang fana.
Tapi aku, mencintaimu,
Sejak kau tanamkan benih cinta dalam jiwaku,
Bersama kebodohanku.
Sejak kau tanamkan benih cinta dalam jiwaku,
Bersama kebodohanku.
0 comments:
Post a Comment